QS. Al-Fatihah, 1: 1-4

SUBYEK PENDIDIKAN HAKIKI
(KARAKTER ALLAH SEBAGAI PENDIDIK)
QS. Al-Fatihah, 1: 1-4
 
 
A.    Karakter Pendidik
Ada lima kategorisasi karakteristik pendidik menurut Al Qur’an, antara lai yaitu:
1.      Karakteristik keimanan (imaniyah)
Karakteristik keimanan merupakan fondasi bagi setiap muslim, apalagi bagi seorang pendidik. Yang termasuk bagian dari karakter iman adalah takwa (Q.S Al Baqarah 2: 197, Q.S Al Thalaq 65: 2-4). Semua pendidik dipastikan memiliki sifat keimanan. Sikap takwa dan keikhlasan tersebut tercermin dari sikap konsisten dengan apa yang dikatakan. Seorang pendidik harus memiliki jiwa ketuhanan (Rabbani), selalu mendekatkan diri (taqarrub) dan mengingat Tuhannya.
2.      Karakteristik Moral/akhlak (Khuluqiyah)
Beberapa karakter yang termasuk di dalam karakteristik moral/akhlak misalnya perilaku jujur (shidiq), penyayang (rahmah), bersahabat (rifq), santun (hilm) tapi tidak lemah, kuat tapi tidak kasar (Q.S Ali Imran 3: 159), rendah hati (tawadhu’), tidak sombong, sabar, menahan amarah, dll.
3.      Karakteristik fisik (jismiyah)
Seorang pendidik secara fisik haruslah bergaya hidup sehat, bersih, rapi, dan enak dipandang. Tidak menunjukkan kepada peserta didiknya perilaku yang syubhat dan perbuatan yang sia-sia. Dia seharusnya menjadi motivator untuk melakukan perbaikan dan perubahan.
4.      Karakteristik akal dan spiritual (al-aqliyah wa al nafsiyah)
Yang termasuk dalam kategori ini di antaranya adalah cerdas (dzaki), yang mumpuni keilmuannya, seperti dapat dilihat pada sosok al rasikhuna fi al ilm, ulu albab , uli al Nha, dan ulama’. Tepat dalam mengambil keputusan, tidak peragu, suka bermusyawarah atau bertukar pikiran (Q.S Al-Syura 38 dan Ali Imran 159), selalu belajar dan berusaha meningkatkan dan menambah pengetahuan mutakhir, tidak gagap teknologi.
5.      Karakteristik profesional (al Mihnah)
Seorang pendidik yang baik seharusnya memiliki kompetensi akademik (keilmuan) yang diwujudkan dalam bentuk penguasaan materi, dan mempunyai kompetensi pedagogi dengan menerapkan metode pengajaran yang tepat kepada anak didiknya sesuai dengan situasi dan kondisi.[1]
B.     Dalil Karakter Allah sebagai Pendidik
Q.S Al Fatihah 1: 1-4
(1) بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحَيْمِ
(2) اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعلَمِيْنَ
(3) الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
(4) ملِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ
 Terjemah:
1)      Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
2)      Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam
3)      Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
4)      Pemilik (Raja) Hari Pembalasan
Tafsiran:
1)      Ayat pertama
Pengertian bi (بِ) yang diterjemahkan dengan kata “dengan” berarti “memulai” sehingga bismillah berarti “saya atau kami memulai dengan nama Allah”. Bi juga dikaitkan dalam benak dengan kata “kekuasaan dan pertolongan”. Pengucapan basmalah seakan-akan berkata “Dengan kekuasaan Allah dan pertolongan-Nya, pekerjaan yang sedang saya lakukan ini dapat terlaksana.” Kata ism (اِسْمٌ) diambil dari kata as-sumuw (السُّمُوُّ) yang berarti “tinggi” atau as-simah (السِّمَةُ) yang berarti “tanda”. Nama disebut ism, karena ia seharusnya dijunjung tinggi atau karena ia menjadi tanda bagi sesuatu.[2]
Dimulainya surat Al Fatihah dengan lafaz bismillahirrahmaanirrahiim dimaksudkan untuk memberi petunjuk kepada hamba-hamba-Nya agar memulai suatu pekerjaan dengan lafaz tersebut.[3]
2)      Ayat kedua
Maksud dari lafaz al-hamdu dari segi bahasa adalah pujian atau sanjungan terhadap perbuatan baik yang dilakukan oleh seseorang melalui usahanya apakah semula ia mengharap pujian atau tidak. Kata ini selanjutnya menjadi pangkal kalimat penyataan syukur, sebagaimana Allah tidak bersyukur kepada seorang hamba yang tidak memuji-Nya. Kata Rabb dapat berarti pemilik yang mendidik yaitu orang yang mempengaruhi orang yang dididiknya dan memikirkan keadaannya.
Pendidikan yang dilakukan Allah terhadap manusia ada dua macam, yaitu pendidikan, pembinaan atau pemeliharaan terhadap kejadian fisiknya yang terlihat pada pengembangan fisiknya sehingga mencapai kedewasaan, serta pendidikan terhadap perkembangan potensi kejiwaan dan akal pikirannya, pendidikan agama dan akhlaknya yang terjadi dengan diberikannya potensi-potensi tersebut kepada manusia, sehingga dengan itu semua manusia akan mencapai kesempurnaan akalnya dan bersih jiwanya.
Adapun kata Al alamin meliputi seluruh yang tampak ada. Yang masuk ke dalam kelompok ini adalah alam manusia, alam binatang, alam tumbuhan. Adanya kata Rabb yang mendahului kata alam tersebut berarti mendidik, membina, mengarahkan dan mengembangkan yang mengharuskan adanya unsur kehidupan seperti makan dan minum serta berkembang biak.
Dapat disimpulkan bahwa setiap pujian yang baik hanyalah untuk Allah karena Dia-lah segala sumber yang ada. Dialah yang menggerakkan seluruh alam dan mendidiknya mulai dari awal hingga akhir dan memberikannya nilai-nilai kebaikan dan kemaslahatan.
3)      Ayat ketiga
Makna ar rahman adalah yang memberikan kenikmatan yang baik kepada hamba-hamba-Nya tanpa mengenal batas dan akhir. Lafaz ini hanya untuk Allah dan tidak dapat dilekatkan pada yang lain-Nya. Sedangkan ar rahim adalah zat yang padanya terdapat sifat rahmah (kasih sayang) yang daripadanya dapat timbul perbuatan yang baik. Ar rahman dan ar rahim dalam ayat ketiga ini bertujuan menjelaskan bahwa pendidikan dan pemeliharaan Allah sebagaimana disebutkan pada ayat kedua , sama sekali bukan untuk kepentingan Allah atau sesuatu pamrih.
4)      Ayat ke empat
Kata Maliki berarti mengatur perilaku orang-orang yang berakal dengan cara memberikan perintah, larangan dan balasan. Hal ini sejalan dengan dengan ungkapan Malik an naas yang menguasai manusia. Sedangkan lafaz al Tin dari segi bahasa digunakan untuk pengertian al hisab yakni perhitungan, dan berarti pula memberikan kecukupan, pembalasan yang setara dengan perbuatan yang dilakukan manusia semasa hidup di dunia.[4]
C.    Al Asma’ Al Husna
Allah swt. Memiliki nama sekaligus sifat yang sangat baik dan sempurna. Nama-nama tersebut terangkum di dalam Al Asma’ Al Husna yang berjumlah 99. Allah swt. Memiliki sifat Maha dalam segalanya, termasuk memiliki jumlah nama sekaligus sifat yang paling banyak. Al Asma’ Al Husna sebagai nama-nama dan sekaligus sifat Allah swt. Merupakan contoh bagi manusia untuk dipelajari, dimengerti, dihafalkan, dan diamalkan di dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga cita-cita setiap manusia untuk meraih kehidupan bahagia dunia dan akhirat menjadi kenyataan.
Al Asma’ Al Husna yang terkandung dalam Q.S Al Fatihah ayat 1-4 antara lain:
Allah, kata ini berakar dari kata walaha (وَلَهَ) yang berarti “mengherankan”, atau “menakjubkan”. Tuhan dinamai Allah karena segala perbuatan-Nya menakjubkan dan bila dibahas hakikat-Nya akan mengherankan, dalam arti hakikat zat-Nya tidak mungkin akan terjangkau oleh pikiran makhluk-makhluk-Nya. Ar rahman yaitu Maha Pengasih, yang memberi kenikmatan yang baik kepada makhluk-Nya. Ar rahim yaitu Maha Penyayang. Sifat Ar rahman Allah meliputi seluruh makhluk Allah baik yang beriman maupun yang kafir. Sifat Ar rahim adalah khusus bagi hamba-Nya yang beriman. Al Malik yaitu maha Menguasai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

QS,AL-BAQARAH AYAT:31

Q.S. Al-Baqarah : 128

Qs. Al-Kahfi ayat 66