Qs. Al Imran : 133
METODE
PENDIDIKAN UNIVERSAL
“METODE
PERSUASIF"
(Qs.
Al Imran : 133)
BAB II
PENDAHULUAN
A.
Pengertian Hakikat Metode
Persuasif
Secara
etimologi Metode dalam Bahasa Arab dikenal dengan istilah thariqah, yang
berarti langkah-langkah strategis yang dipersiapkan untuk melakukan suatu
pekerjaan. Bila dihubungkan dengan pendidikan, maka metode itu harus
diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam rangka mengembangkan sikap
mental dan kepribadian agar peserta didik dapat menerima pelajaran dengan
mudah, efektif, dan dapat dicerna dengan baik.
Metode
mengajar dapat diartikan sebagi cara yang dipergunakan oleh guru dalam
membelajrkan peserta didik saat berlangsungnya proses pembelajaran.
Istilah
persuasi (persuasion) berasal dari perkataan latin persuasio.
Kata kerjanya adalah persuadere yang berarti membujuk,
mengajak atau merayu. Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang
bertujuan untuk merubah atau mempengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku
seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator.
Jika
dikaji menggunakan pendekatan ilmu komunikasi, Al-Quran mengandung ajaran
tentang prinsip-prinsip komunikasi persuasif. Sinyalmen tersebut memerlukan
pengamatan secara seksama dan interpretasi dengan perspektif ilmu sosial
khususnya komunikasi. Begitu pula hadits Nabi MuhammadKarakteristik komunikasi
persuasif yang ditandai dengan unsur membujuk, mengajak, mempengaruhi dan
meyakinkan, jika dilihat dari perspektif Islam dapat dikategorikan pada dakwah
Islam. Unsur-unsur yang terkandung dalam komunikasi persuasif menjadi dasar
kegiatan dakwah karena dakwah secara etimologis berarti mengajak atau menyeru.
Dakwah merupakan bagian dari tugas setiap muslim, dalam beberapa ayat Al-Quran
disebutkan bahwa dakwah menuju jalan Allah SWT hukumnya wajib. Kewajiban ini
didasari perintah melaksanakan dakwah disampaikan dalam bentuk fiil amr,
yaitu perintah secara langsung sebagaimana yang terdapat dalam surat An-Nahl
ayat 125. dakwah yang dimasud dalam konteks yang relevan dengan komunikasi
persuasif adalah dakwah billisan atau dakwah dengan
menggunakan kata-kata atau lebih dikebal dengan tabligh. SAW
memuat prinsip-prinsip komunikasi. Term tersebut di dalam
konteks Agama Islam dapat pula dipahami dan dikategorikan sebagai bagian dari
ilmu dakwah.[1]
B . Dalil metode filosofis berdasarkan Al-Quran
وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ ﴿آل عمران:١٣٣﴾
Artinya
:“Dan
bersegeralahkamukepadaampunandariTuhanmudankepadasurga yang
luasnyaseluaslangitdanbumi yang disediakanuntuk orang-orang yang bertakwa,
1. Tafsir al azhar
“ Berlomba- lombalah kamu sekalian kepada
ampunan tuhan kamu.”(pangkal ayat 133) Tidak pandang kaya, tidak pandang miskin. Tidak
pandang kedudukan tinggi ataupun derajat rendah, semuanya insyaf akan
kekurangan diri. Perintah tuhan belum terlaksana semuanya, lalu semuanya
berlomba memohon ampunan, dengan mulut dan dengan perbuatan, semuanya mencari
rezeki yang halal. “Dan Syurga
yang(luasnya)seluas langit dan bumi yang di sediakan untuk orang-orang yang
bertakwa.”(ujung ayat 133).
Berlomba
– lomba memohon ampunan kepada allah, kaya dan miskin. Berlomba pula mengejar
syurga dengan berbuat amal, tolong-menolong bantu membantu sesama manusia dan
taat menuruti perinta Allah dan Rasul. Maka bahagialah hidup di dunia diliputi
rahmat dan tersedialah kelak syurga yang luas seluas langit dan bumi, untuk
orang yang bertakwa.[2]
2. Tafsir al- maraghi
Bersegeralah
melakukan amala yang dapat menyampaikan kepada ampunan tuhan atas dosa-dosa
kalian, yang dapat memasukan kalian ke surga yang luasnya di sediakan oleh
Allah untuk orang yang mau bertakwa, melaksanakan perintah- perintahnya-Nya serta
menjauhi larangan-laranganya. Untuk itu beramal baiklah dan bertaubatlah dari
perbuatan dosa, seperti melakukan riba dan sebagianya, dan bersedakalah kepada
yang sengsara yang membutuhkan pertolongan.
Diriwayatkan
bahwa Heraclius, raja romawi mengirim utusan kepada Nabi saw. Dengan membawa
sepucuk surat dari beliau yang di dalamnya tertera.” Engkau melalui surat
mengajak kami ke surga yang luasnya bagai langit dan bumi, lalu dimana neraka ?
maka Rasulullah saw. Bersabda, subhnallah(Maha Suci Allah), dimanakah malam
hari bila siang hari datang?.
Yang
telah disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. Dalam ayat ini terdapat bukti
yang menunjukkan bahwa surga itu, sekarang telah diciptakan dan tempatnya
berdada di luar jagad raya ini. Sebab ayat ini telah membuktikan bhwa surga
lebih besar di banding jagad raya.[3]
3. Ibnu katsir
Al – Bazar meriwayatkan dari
abu huairah, dia berkata, seseorang datang kepada Rasulullah saw. Kemudian
bertanya, bagaimana pendapat engkau mengenai firman allah, ‘ surga yang luasnya
seluas langit dan bumi,? Lalu dimanakah neraka? Nabi saw bersabda,’ bagaimana
menurutmu apabila malam datang dan merambahi segala perkara , maka dimanakah
siang, orang itu menjawab, ‘ di tempat yang di kehendaki oleh Allah. Nabi
bersabda demikian pula neraka. Ia berada di tempat yang di kehendaki Allah
ta’ala. Ini terlihat jelas dalam hadist Abu Hurairah dari Al- Bazar.
C .Aplikasi kehidupan
Meraih ampunan Allah, meraih
syurganya yang lebarnya selebar langit dan bumi, apalagi panjangnya !!! surga
Allah di sediakan bagi orang – orang yang bertakwa. Semoga Allah memudahkan
kita untuk masuk di dalamnya. Syaikhul islam ibnu Taimiyah mengatakan dalam
majmu fatawa (xx/132)bahwa takwa bukanlah meninggalkan maksiat namun takwa sebagaiman
di tafsirkan oleh ulam-ulama dahulu dan belakangan adalah melakukan apa yang
Allah larang. Di anatara bentuk ketakwaan adalah dimana menjaga shalat lima
waktu di mana Allah memerintahkan pada hal ini kepada kita semua.
Komentar
Posting Komentar